Jakarta - Setelah hari pencoblosan Pemilu 2019, sempat ada masalah situs KPU down dan sulit diakses. Muncul dugaan itu karena ulah hacker luar negeri yang sedang menggerayangi Sistem Hitung (Situng) KPU. Mungkinkah?
Bicara mengenai kemungkinan tersebut, Ketua Pengawas Internet Development Institute (ID Institute) M. Salahuddien Manggalany mengatakan bahwa Situng KPU tidak mungkin diretas dari publik.
"Ibarat kolam ikan yang tidak tersambung ke sungai, atau laut manapun," katanya dalam rilis pers yang diterima detikINET.Jakarta - Setelah hari pencoblosan Pemilu 2019, sempat ada masalah situs KPU down dan sulit diakses. Muncul dugaan itu karena ulah hacker luar negeri yang sedang menggerayangi Sistem Hitung (Situng) KPU. Mungkinkah?
Bicara mengenai kemungkinan tersebut, Ketua Pengawas Internet Development Institute (ID Institute) M. Salahuddien Manggalany mengatakan bahwa Situng KPU tidak mungkin diretas dari publik.
"Ibarat kolam ikan yang tidak tersambung ke sungai, atau laut manapun," katanya dalam rilis pers yang diterima detikINET.
Sigit Widodo, anggota ID Institute dan mantan COO PANDI, melontarkan hal serupa. Menurutnya, situng KPU menggunakan jaringan tertutup yang tidak terhubung ke jaringan publik.
"Data dari Situng hanya di-generate read only untuk disajikan kepada publik. Jika misalnya data yang muncul ke publik diretas, data di Situng sendiri tidak akan bisa diubah," ucapnya.
"Peretasan hanya bisa dilakukan jika secara fisik si peretas datang dan menggunakan komputer yang ada di KPU atau KPUD," tambahnya menegaskan.
"Peretasan hanya bisa dilakukan jika secara fisik si peretas datang dan menggunakan komputer yang ada di KPU atau KPUD," tambahnya menegaskan.
Masalah berikutnya, langkah antisipasi demikian sudah dijalankan. Lalu mengapa masih sulit mengakses situs KPU? Berdasar diskusi tim ID Institute, berikut beberapa alasan yang mungkin menjawab pertanyaan tersebut:
1. Walau KPU sudah menambah resource, intinya kita tetap tidak tahu tepatnya seberapa besar kebutuhan KPU. Semua analisis hanya berdasarkan asumsi dan prediksi. Bisa jadi asumsi tersebut meleset, sehingga KPU tetap kekurangan resource.
2. Sedikitnya waktu yang tersedia. Banyak hal yang harus dikerjakan dan dilakukan sambil berjalan. Misal, pengetesan yang tidak cukup.
3. Beberapa solusi pengamanan malah justru berbalik menganggu kinerja, jadi harus di-nonaktifkan.
4. Animo traffic memang sedang tinggi dan mudah menjadi overloads.
5. Serangan berniat menjatuhkan server atau biasa disebut ddos, memang terjadi dan cukup besar.
Sebagai penutup, Direktur Teknis PANDI M. Salahuddien yang juga merupakan mantan wakil ketua ID-SIRTII menegaskan bahwa apa pun yang terjadi dengan IT KPU, tidak akan mengubah hasil (perhitungan) pemilu.
"Karena yang down hanya server website-nya yang tidak terhubung ke sistem Situng," ucapnya menegaskan.
Sumber : https://inet.detik.com/security/d-4519646/apa-mungkin-situs-kpu-diretas-hacker-luar-negeri
1. Walau KPU sudah menambah resource, intinya kita tetap tidak tahu tepatnya seberapa besar kebutuhan KPU. Semua analisis hanya berdasarkan asumsi dan prediksi. Bisa jadi asumsi tersebut meleset, sehingga KPU tetap kekurangan resource.
2. Sedikitnya waktu yang tersedia. Banyak hal yang harus dikerjakan dan dilakukan sambil berjalan. Misal, pengetesan yang tidak cukup.
3. Beberapa solusi pengamanan malah justru berbalik menganggu kinerja, jadi harus di-nonaktifkan.
4. Animo traffic memang sedang tinggi dan mudah menjadi overloads.
5. Serangan berniat menjatuhkan server atau biasa disebut ddos, memang terjadi dan cukup besar.
Sebagai penutup, Direktur Teknis PANDI M. Salahuddien yang juga merupakan mantan wakil ketua ID-SIRTII menegaskan bahwa apa pun yang terjadi dengan IT KPU, tidak akan mengubah hasil (perhitungan) pemilu.
"Karena yang down hanya server website-nya yang tidak terhubung ke sistem Situng," ucapnya menegaskan.
Sumber : https://inet.detik.com/security/d-4519646/apa-mungkin-situs-kpu-diretas-hacker-luar-negeri
0 komentar:
Posting Komentar